Kaya VS ........
Kaya dan miskin merupakan
sebuah suratan takdir. Namun dengan meyakini bahwa yang memiskinkan dan membuat
kita menderita adalah Tuhan, tentu ini sama saja dengan kita telah menganggap
bahwa Tuhan adalah Maha miskin sehingga tidak mampu untuk mensejahterakan semua
makhlukNya. Dan tentu saja ini adalah suatu anggapan yang salah,bukan...? Karena
kita ini adalah makhluk yang dikaruniai kemampuan untuk berpikir serta
kebebasan untuk berkehendak, hal inilah yang membedakan antara diri kita dengan
makhluk lainnya seperti pohon, binatang, dan bahkan malaikat. Anugerah
kemampuan berpikir serta kemerdekaan berkehendak inilah yang membuat dinamika
kehidupan ini semakin asyik untuk dinikmati dan dijalani. Dan dengan anugerah
inilah kita diharapkan akan memperoleh kehidupan yang nyaman dan sesuai dengan
keinginan kita. Karena anugerah inilah yang akan menjadikan kita hidup dengan mulya.
Ibarat kata, kita boleh saja terlahir dari keluarga miskin namun pantang bagi
kita untuk hidup miskin dan mati miskin. Pepatah ini bermakna, bahwa Tuhan
telah memberikan kepada kita kemampuan serta hak untuk mengatur kehidupan kita
sendiri. Dan Tuhan telah memberikan kepada kita semua sumber daya yang kita
butuhkan untuk mencapai kesuksesan hidup. Baik sumber daya alam ataupun sumber
daya yang ada di dalam diri kita sendiri. Dengan kata lain hanya manusia yang
terpenjara secara mental sajalah yang tidak akan pernah mengalami perubahan
nasib menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih maju. Dan tentu saja, ini
adalah penjara mental buatan manusia itu sendiri. Karena Tuhan tidak pernah
memenjarakan mental manusia.
Lalu benarkah bahwa Tuhan memang berkehendak untuk membuat kita miskin dan menderita..?
Sekarang, silahkan Jawab pertanyaan saya dibawah ini :
Lawan Kata dari tertawa adalah....?
Lawan kata dari mati adalah...?
Lawan kata dari laki-laki adalah..?
Lawan Kata dari kaya adalah...?
Dan untuk sementara, simpan dulu jawaban anda, dan mari kita simak Kisah Penuh Hikmah dibawah ini..
Lalu benarkah bahwa Tuhan memang berkehendak untuk membuat kita miskin dan menderita..?
Sekarang, silahkan Jawab pertanyaan saya dibawah ini :
Lawan Kata dari tertawa adalah....?
Lawan kata dari mati adalah...?
Lawan kata dari laki-laki adalah..?
Lawan Kata dari kaya adalah...?
Dan untuk sementara, simpan dulu jawaban anda, dan mari kita simak Kisah Penuh Hikmah dibawah ini..
MENGAPA ADA ORANG YANG
MISKIN DAN SELALU MENGALAMI KESULITAN HIDUP, SEMENTARA ORANG LAIN TIDAK
Ada seorang yang fakir dan miskin bertanya pada Sang guru bijak
"Mengapa aku menjadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup? Sang guru menjawab: "Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain dan bahkan pada dirimu sendiri...". Orang Miskin: "Tapi saya tidak punya apapun untuk di berikan pada orang lain? Sang guru bijak; "Sebenarnya kamu masih punya banyak untuk kamu berikan pada orang lain". Orang Miskin: "Apakah itu hai guru bijak ?". Sang guru bijak :
Ada seorang yang fakir dan miskin bertanya pada Sang guru bijak
"Mengapa aku menjadi orang yang sangat miskin dan selalu mengalami kesulitan hidup? Sang guru menjawab: "Karena engkau tidak pernah berusaha untuk memberi pada orang lain dan bahkan pada dirimu sendiri...". Orang Miskin: "Tapi saya tidak punya apapun untuk di berikan pada orang lain? Sang guru bijak; "Sebenarnya kamu masih punya banyak untuk kamu berikan pada orang lain". Orang Miskin: "Apakah itu hai guru bijak ?". Sang guru bijak :
1. Dengan mulut yang kamu punya. Kamu bisa berikan senyuman, nasehat, ilmu, dan doa.
2. Dengan mata yg kamu punya, kamu bisa memberikan perhatian kepada orang lain. Dan juga dapat melihat anugerah Tuhan yang ada padamu sendiri. Sehingga kamu mampu untuk bersyukur padaNya...
3. Dengan telinga yang kamu punya, bisa mendengarkan derita dan ketidakbahagiaan orang lain. Sehingga hatimu senantiasa dapat berempati dan bersimpati pada siapapun. Bahkan kepada orang yang kaya raya sekalipun. Karena suka dan duka juga ada di hati kita semua, termasuk di dalam hati orang kaya.
4. Dengan Wajah yang kamu punya, kamu bisa memberikan keramahan dan pancaran wajah Ilahi yang meneduhkan dan mendamaikan setiap orang yang memandang.
5. Dengan tangan dan kaki yang kamu punya, kamu bisa memberikan bantuan dan pertolongan pada orang lain yang membutuhkan.
6. Dengan otak dan hatimu, kamu dapat menyumbangkan ide-ide yang bermanfaat pada orang lain, senantiasa belajar dan memberikan pelajaran, serta senantiasa mengasihi sesama... dan masih banyak lagi.
"Jadi sesungguhnya kamu bukanlah miskin hanya saja tidak pernah mau memberi pada orang lain dan juga pada dirimu sendiri....". "Itulah yang menyebabkan orang lain dan alam semesta juga tidak pernah mau memberikan apapun pada dirimu". "Engkau akan terus seperti ini jika engkau tidak mau memberi dan berbagi pada orang lain dan siapapun". "Pulanglah dan berbagilah pada orang lain dari apa yang masih kamu punya agar orang lain dan alam semesta juga mau berbagi padamu.
Apa jawaban anda pada
pertanyaan sebelum kisah hikmah di atas..?
Dan sekarang mari kita membandingkan jawaban tersebut dengan Firman Allah SWT berikut ini :
"Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan; Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan. "(QS. An - Najm [53] : 43 - 48)
Hidup itu berpasang - pasangan, Al - Quran sendiri banyak menyinggungnya dalam berbagai surat. Bahkan, tidak sedikit kalimat berpasang - pasangan telah Allah tampilkan dalam Al - Qur'an berulang kali, seperti hidup dan mati, baik dan buruk, malaikat dan setan, lelaki dan perempuan, dan masih banyak lagi.
Dalam Al - Qur'an terdapat sebuah kalimat yang belum tentu setiap kita mengetahui dan menyadarinya, yakni kalimat pada Surat An - Najm ayat 48, "Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna).
Pertanyaannya, mengapa ketika Allah berbicara tentang kekayaan malah disandingkan dengan kecukupan? Bukankah sandingan kekayaan itu adalah kemiskinan atau keterpurukan?
Secara harfiah, kata aqna dalam ayat tersebut memiliki akar kata yang sama dengan qinyah, yang bermakna apa yang dikumpulkan atau dari kata qaniya, yang berarti ridha.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari "Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna), adalah Dia memberikan kepemilikan harta kepada para hamba - Nya dan menjadikan harta tersebut sebagai qinyah (sesuatu yang dikumpulkan) yang tetap di sisi mereka, sehingga mereka tidak perlu menjualnya. Ini adalah kesempurnaan nikmat kepada para hamba - Nya.
Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah hanya menyandingkan kata kaya dengan cukup. Dia tidak menyandingkan kata kaya dengan miskin. Oleh karena itu, sudah sepantasnya ayat ini menjadi renungan untuk kita semua, bahwa sama sekali Allah tidak pernah memberikan kita kemiskinan, dan Allah juga tidak pernah menjanjikan kefakiran kepada kita.
Fenomena kemiskinan yang berada di sekeliling kita tiada lain hanyalah akibat kesalahan kita sendiri. Sebab, kita terkadang tidak mau berubah ke arah yang lebih baik, malas, tidak mau belajar, hidup pesimis, dan lalai. Hanya setan yang mengarahkan manusia terjerumus ke arah keterpurukan hingga akhirnya mereka menjadi miskin.
Allah berfirman : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al - Baqarah [2] : 268)
Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ikhtiar dalah bagian dari takwa, dan orang yang bertakwa rezekinya terjamin. Lalu, siapa yang menjamin? Tentu Allah yang Maha Kaya. Sebagaimana janji Allah dalam Surat At - Thalaq ayat 2 - 3 : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. "
Dan sekarang mari kita membandingkan jawaban tersebut dengan Firman Allah SWT berikut ini :
"Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan; Dan bahwasanya Dia-lah yang menetapkan kejadian yang lain (kebangkitan sesudah mati), dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan. "(QS. An - Najm [53] : 43 - 48)
Hidup itu berpasang - pasangan, Al - Quran sendiri banyak menyinggungnya dalam berbagai surat. Bahkan, tidak sedikit kalimat berpasang - pasangan telah Allah tampilkan dalam Al - Qur'an berulang kali, seperti hidup dan mati, baik dan buruk, malaikat dan setan, lelaki dan perempuan, dan masih banyak lagi.
Dalam Al - Qur'an terdapat sebuah kalimat yang belum tentu setiap kita mengetahui dan menyadarinya, yakni kalimat pada Surat An - Najm ayat 48, "Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna).
Pertanyaannya, mengapa ketika Allah berbicara tentang kekayaan malah disandingkan dengan kecukupan? Bukankah sandingan kekayaan itu adalah kemiskinan atau keterpurukan?
Secara harfiah, kata aqna dalam ayat tersebut memiliki akar kata yang sama dengan qinyah, yang bermakna apa yang dikumpulkan atau dari kata qaniya, yang berarti ridha.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa makna dari "Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan (aghna) dan memberikan kecukupan (aqna), adalah Dia memberikan kepemilikan harta kepada para hamba - Nya dan menjadikan harta tersebut sebagai qinyah (sesuatu yang dikumpulkan) yang tetap di sisi mereka, sehingga mereka tidak perlu menjualnya. Ini adalah kesempurnaan nikmat kepada para hamba - Nya.
Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah hanya menyandingkan kata kaya dengan cukup. Dia tidak menyandingkan kata kaya dengan miskin. Oleh karena itu, sudah sepantasnya ayat ini menjadi renungan untuk kita semua, bahwa sama sekali Allah tidak pernah memberikan kita kemiskinan, dan Allah juga tidak pernah menjanjikan kefakiran kepada kita.
Fenomena kemiskinan yang berada di sekeliling kita tiada lain hanyalah akibat kesalahan kita sendiri. Sebab, kita terkadang tidak mau berubah ke arah yang lebih baik, malas, tidak mau belajar, hidup pesimis, dan lalai. Hanya setan yang mengarahkan manusia terjerumus ke arah keterpurukan hingga akhirnya mereka menjadi miskin.
Allah berfirman : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al - Baqarah [2] : 268)
Oleh karena itu, perlu kita ketahui bahwa ikhtiar dalah bagian dari takwa, dan orang yang bertakwa rezekinya terjamin. Lalu, siapa yang menjamin? Tentu Allah yang Maha Kaya. Sebagaimana janji Allah dalam Surat At - Thalaq ayat 2 - 3 : Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. "
Menuju Insan Terbaik
Manusia merupakan
makhluk yang paling mulia yang Allah SWT ciptakan diantara seluruh makhluk lain
di dunia ini, demikian Allah SWT tegaskan dalam QS Al-Israa ayat 70; “Dan
sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkat mereka di darat
dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”
Terdapat hadith ringkas tetapi penuh dengan makna. Ia dikutip dalam buku Al-Jami'ush Shaghir yang ditulis Imam Suyuthi. Hadithnya berbunyi, "Khairun naasi anfa'uhum linnaas." Terjemahan: Sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak manfaat pada orang lain. Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain merupakan perkara yang sangat dianjurkan oleh Agama Islam. Hal ini menjadi indikator berfungsinya nilai kemanusiaan yang sebenarnya. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan oleh kemanfataannya pada yang lain. Adakah dia berguna bagi orang lain, atau malah sebaliknya menjadi parasit buat yang lainnya. Ungkapan umum yang sering kita dengar adalah “hiduplah bagai seekor lebah, jangan seperti lalat.”
Seekor lebah dia hidup selalu dari yang indah/bersih, dia hinggap di tangkai bunga tanpa mematahkannya, dia mengeluarkan sesuatu dzat yang sangat berguna atau menyehatkan yaitu madu. Sedangkan lalat, dia hidup selalu di lingkungan yang kotor, memberikan atau menyebarkan penyakit ke mana-mana.
Kalau kita coba menginstrospeksi diri kita, maka lihatlah keluarga kita, tetangga kita, saudara, kerabat, dan umat secara keseluruhan. Apakah mereka semua merasa senang ketika kita ada atau malah sebaliknya ?
Life is Mind Game..
Hidup ini adalah sebuah permainan pikiran.. Positif dan negatifnya Kehidupan, adalah tergantung dari sudut pandang kita sendiri....
CHANGE YOUR MIND, CHANGE YOUR LIFE.
TERIMA KASIH & SALAM SUKSES UNTUK ANDA SEMUA
Terdapat hadith ringkas tetapi penuh dengan makna. Ia dikutip dalam buku Al-Jami'ush Shaghir yang ditulis Imam Suyuthi. Hadithnya berbunyi, "Khairun naasi anfa'uhum linnaas." Terjemahan: Sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak manfaat pada orang lain. Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain merupakan perkara yang sangat dianjurkan oleh Agama Islam. Hal ini menjadi indikator berfungsinya nilai kemanusiaan yang sebenarnya. Eksistensi manusia sebenarnya ditentukan oleh kemanfataannya pada yang lain. Adakah dia berguna bagi orang lain, atau malah sebaliknya menjadi parasit buat yang lainnya. Ungkapan umum yang sering kita dengar adalah “hiduplah bagai seekor lebah, jangan seperti lalat.”
Seekor lebah dia hidup selalu dari yang indah/bersih, dia hinggap di tangkai bunga tanpa mematahkannya, dia mengeluarkan sesuatu dzat yang sangat berguna atau menyehatkan yaitu madu. Sedangkan lalat, dia hidup selalu di lingkungan yang kotor, memberikan atau menyebarkan penyakit ke mana-mana.
Kalau kita coba menginstrospeksi diri kita, maka lihatlah keluarga kita, tetangga kita, saudara, kerabat, dan umat secara keseluruhan. Apakah mereka semua merasa senang ketika kita ada atau malah sebaliknya ?
Life is Mind Game..
Hidup ini adalah sebuah permainan pikiran.. Positif dan negatifnya Kehidupan, adalah tergantung dari sudut pandang kita sendiri....
CHANGE YOUR MIND, CHANGE YOUR LIFE.
TERIMA KASIH & SALAM SUKSES UNTUK ANDA SEMUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar