Para Pencuri Shalat
dakwatuna.com - “Sungguh
sejahat-jahatnya pencuri dari kalangan manusia
adalah orang yang mencuri shalatnya.” Para sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, apa yang dimaksud mencuri shalatnya?” Beliau Saw berkata, “Ia tidak
menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Dan sungguh orang yang paling pelit (kikir)
adalah orang yang pelit mengucapkan salam. (HR. Thabrani &
Hakim)
Shalat adalah salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh
muslim yang berakal dan telah baligh. Semua Ulama baik salaf maupun khalaf
sepakat akan kewajiban shalat dan menghukuminya fardhu ‘ain, kewajiban
yang wajib dilakukan oleh tiap-tiap individu. Shalat termasuk rukun Islam yang
kedua dan wajib ditegakkan. Sebegitu wajibnya shalat sampai tidak ada rukhsah (keringanan)
untuk meninggalkannya bagi seorang muslim. Kalau terlupa/tertidur kita wajib
melaksanakan shalat ketika ingat. Jika tidak ada air untuk berwudhu, kita dapat
menggantinya dengan tayamum. Menjaga shalat juga merupakan wasiat Rasulullah
sebelum meninggal dunia. “Jagalah shalat, jagalah shalat dan hamba
sahayamu”
Pencuri Shalat
Di era modern kini dan di tengah ketatnya persaingan dunia,
baik dalam hal bisnis, ekonomi, politik dan sosial budaya, semua orang
menginginkan hidup serba instan. Semua ingin dijalankan dengan cepat dan instan
serta mudah. Tak terkecuali dalam hal ibadah termasuk shalat. Dengan alasan
ingin mempersingkat dan mengefektifkan waktu, banyak muslim yang tergesa-gesa
dalam melaksanakan shalat. Hal ini telah diingatkan dengan tegas oleh
Rasulullah empat belas abad yang lalu dalam redaksi Thabrani dan Hakim.
“Sungguh sejahat-jahatnya pencuri dari kalangan manusia
adalah orang yang mencuri shalatnya.” Para sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, apa yang dimaksud mencuri shalatnya?” Beliau Saw berkata,
“Ia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Dan sungguh orang yang paling
pelit (kikir) adalah orang yang pelit mengucapkan salam.”
Rasulullah menyebutnya dengan istilah “pencuri yang
paling jahat” bagi muslim yang tidak menyempurnakan shalatnya. Tidak
menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Kita sering marah ketika ada seseorang yang
mencuri sandal kita, terlebih lagi jika kita yang menjadi para pencuri shalat
karena tergesa-gesa dan tidak menyempurnakan shalat baik dalam rukuk, sujud
maupun salamnya.
Dalam redaksi Ahmad & ath-Thayalisi, Dari Abu Hurairah radhiallahu’
anhu berkata: “Kekasihku Rasulullah sallalloohu ‘alaihi wa
sallam melarangku bersujud dengan cepat seperti halnya ayam yang
mematuk makanan, menoleh-noleh seperti musang dan duduk seperti kera.” Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwasanya tergesa-gesa dalam melaksanakan shalat
adalah sebuah kesalahan dalam menjalankan shalat. Siapa saja yang mencuri
shalat, maka amal ibadahnya menjadi sia-sia di mata Allah. Lebih dahsyat lagi,
orang yang mencuri shalat dianggap tidak beragama, “Kamu melihat orang
ini, jika dia mati, maka matinya tidak termasuk mengikuti agama Muhammad SAW,
dia menyambar shalatnya seperti burung elang menyambar daging.” (HR.
Ibnu Huzaimah).
Seorang muslim harus menjaga shalatnya, karena memang amal
yang pertama kali dihisab di hari kiamat adalah shalat. Untuk menghindari
mencuri dalam shalat, kita perlu mengetahui salah satu rukun dalam shalat
yaitu Thuma’ninah.
Thuma’ninah adalah diam beberapa saat setelah
tenangnya anggota-anggota badan. Para Ulama memberi batasan minimal dengan lama
waktu yang diperlukan seperti ketika membaca tasbih (Fiqhus Sunnah, Sayyid
Sabiq: 1/124). Dalam bahasa bebasnya, thuma’ninah dapat
diartikan slow motion, pelan-pelan, dihayati, dipahami dan
dinikmati.
Diriwayatkan, ada seorang lelaki yang masuk ke dalam masjid
di waktu Rasulullah SAW sedang duduk. Lalu orang itu melaksanakan shalat.
Setelah itu ia memberi salam kepada Rasulullah SAW., tetapi Nabi menolaknya
seraya bersabda, “Ulangi shalatmu, karena (sesungguhnya) kamu belum
shalat!”
Kemudian lelaki itu mengulangi shalatnya. Setelah itu ia
datang dan memberi salam kepada Rasulullah, tetapi Nabi SAW menolaknya sambil
berkata, “Ulangilah shalatmu, (sebenarnya) kamu belum shalat!”
Laki-laki itu pun mengulangi shalat untuk ketiga kalinya.
Selesai shalat ia kembali memberi salam kepada Nabi SAW. Tetapi lagi-lagi
beliau menolaknya, dan bersabda, “Ulangilah shalatmu, sebab kamu itu
belum melakukan shalat!”
“Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar wahai
Rasulullah, Inilah shalatku yang terbaik. Sungguh, aku tak bisa melakukan lebih
dari ini, maka ajarkanlah shalat yang baik kepadaku,” tanya lelaki
itu.
“Apabila kamu berdiri (untuk melakukan) shalat, hendaklah
dimulai dengan takbir, lalu membaca ayat-ayat Al Qur’an yang engkau anggap
paling mudah, lalu rukuklah dengan tenang, kemudian beri’tidallah dengan tegak,
lalu sujudlah dengan tenang dan lakukanlah seperti ini pada shalatmu semuanya.” (HR.
Bukhari)
Rasulullah benar-benar memperhatikan hal ini, sehingga
dengan tegas meminta salah seorang sahabat mengulang shalatnya hingga tiga kali
karena meninggalkan ketenangan atau thuma’ninah dalam shalat. Apabila
meninggalkan thuma’ninah dalam shalat berarti shalat menjadi tidak sah. Ini
sungguh persoalan yang sangat serius. Rasulullah bersabda, “Tidak sah shalat
seseorang, sehingga ia menegakkan (meluruskan) punggungnya ketika ruku’ dan
sujud” (HR. Abu Dawud: 1/ 533)
Semoga kita senantiasa memperbaiki shalat kita, agar tujuan
shalat yang tertuang dalam Al Qur’an surat Al-’Ankabuut ayat 45 benar-benar
dapat terwujud. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji
& mungkar. Wallahu a’lam bis showab.
BERSETUBUH MENURUT HADIS - Pelajaran buat suami istri
Berikut Cara bersetubuh Yang Betul Di
Dalam Islam
Nabi Muhammad s.a.w. melarang suami
melakukan persetubuhan sebelum membangkitkan syahwat isteri dengan rayuan dan
bercumbu terlebih dahulu. – Hadits Riwayat al-Khatib dari Jabir.
Apabila seseorang diantara kamu bersetubuh dengan isterinya maka janganlah
ia menghentikan persetubuhannya itu sehingga isterimu juga telah selesai
melampiaskan hajatnya (syahwat atau mencapai kepuasan) sebagaimana kamu juga
menghendaki lepasnya hajatmu (syahwat atau mencapai kepuasan). – Hadits Riwayat
Ibnu Addi.
Terkutuklah orang yang menyetubuhi
isteri diduburnya. – Hadits Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa’i dari Abu Hurairah.
DOA SEBELUM BERSETUBUH :
“Bismillah. Allaahumma jannibnaash
syaithaa-na wa jannibish syaithaa-na maa razaqtanaa”.
Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah
kami berdua (suami isteri) dari gangguan syaithan serta jauhkan pula syaithan
itu dari apa saja yang Engkau rezqikan kepada kami.
Subhanallah...
Semoga yang like dan mengucapkan Aamiin di kolom komentar mendapatkan kebahagiaan suami istri yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, mempunyai keturunan yang sholeh dan sholeha, di dunia sejahtera dengan harta yang berlimpah, di akhirat masuk surga firdaus tanpa hisab. Aamiin.
Semoga yang like dan mengucapkan Aamiin di kolom komentar mendapatkan kebahagiaan suami istri yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, mempunyai keturunan yang sholeh dan sholeha, di dunia sejahtera dengan harta yang berlimpah, di akhirat masuk surga firdaus tanpa hisab. Aamiin.
AWAS
HATI-HATI DENGAN SHOLAT KILAT EXPRESS ATAU SHOLAT NGEBUT !!!!
Justru dikhawatirkan ternyata kita belum sholat
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu: Bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam masuk mesjid. Lalu seorang lelaki masuk dan melakukan salat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda: Ulangilahsholatmu, karena sesungguhnya engkau belum sholat. Lelaki itu kembali sholat seperti sholat sebelumnya. Setelah sholatnya yang kedua ia mendatangi Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. dan memberi salam. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjawab: Wa 'alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi: Ulangilah sholatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Sehingga orang itu mengulangi sholatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata: Demi zat yang mengutus Anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda: Bila engkau melakukan sholat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al-Qur'an yang engkau hafal. Setelahitu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang dalam dudukmu. Kerjakanlah semua itu dalam seluruh sholatmu. (HR. Muslim no. 602)
SubhanALLAH...
"Betapa indahnya ajaran Rasulullah Saw. Beliau ajarkan kita, menyinari cahaya dalam kegelapan. Allahumma Sholi wassalim alaa sayyidina Muhammad wa alaa alih sayyidinaa Muhammad. Semoga yang mengucapkan Aamiin Semua Amal ibadah shalatnya, diterima ALLAH SWT. Aamiin"
Justru dikhawatirkan ternyata kita belum sholat
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu: Bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam masuk mesjid. Lalu seorang lelaki masuk dan melakukan salat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda: Ulangilahsholatmu, karena sesungguhnya engkau belum sholat. Lelaki itu kembali sholat seperti sholat sebelumnya. Setelah sholatnya yang kedua ia mendatangi Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. dan memberi salam. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menjawab: Wa 'alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi: Ulangilah sholatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Sehingga orang itu mengulangi sholatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata: Demi zat yang mengutus Anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda: Bila engkau melakukan sholat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Al-Qur'an yang engkau hafal. Setelahitu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang dalam dudukmu. Kerjakanlah semua itu dalam seluruh sholatmu. (HR. Muslim no. 602)
SubhanALLAH...
"Betapa indahnya ajaran Rasulullah Saw. Beliau ajarkan kita, menyinari cahaya dalam kegelapan. Allahumma Sholi wassalim alaa sayyidina Muhammad wa alaa alih sayyidinaa Muhammad. Semoga yang mengucapkan Aamiin Semua Amal ibadah shalatnya, diterima ALLAH SWT. Aamiin"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar