Kamis, 07 Desember 2017

Doa Kafaratul Majelis

Teks Bacaan Doa pada kesempatan kali ini akan berbagi sebuah bacaan doa yaitu "Doa Kafaratul Majlis" atau biasa kita ketahui dengan Doa Penutup Majlis. Mungkin diantara pembaca sudah sudah mengetahui bahkan hafal dengan doa do'a Kafaratul Majlis. Tapi,,,bagi pembaca yang belum mengetahui doa ini , tidak ada salahnya kami untuk menuliskannya kembali doa ini supaya bisa dibaca ketika lupa.

Doa kafaratul majelis adalah suatu amalan yang sangat mudah dan ringan dikerjakan,tidak membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak.Namun dengan kemudahan yang demikian , Allah memberikan balasan yang besar,yaitu berupa pengampunan yang menyeluruh atas segala perkataan dalam majelis karena dari sekian banyak majlis, kadang di dalamnya mengandung pembicaraan yang tidak berguna, perkataan kotor, menjelekkan orang lain dan sebagainya. Dengan doa kafaratul majlis ini, dapat menghapuskan segala kesalahan dan segala yang tidak berguna dalam majlis tersebut,bacaan kafaratul majlis ini di ucapkan ketika hendak beranjak dari majlis.
Abu Hurairah r.a berkata.Rasulullah saw bersabda :
" Barangsiapa yang berada pada suatu majlis, kemudian pada majlis tersebut tedapat banyak perkataan yang tidak berguna, lalu sebelum beranjak meninggalkan majlis, mengatakan hal yang ini (Kaffaratul Majlis) , ' Mahasuci Engkau ya Allah  dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau,,aku memohon ampun pada-Mu.' Kecuali telah diampuni baginya apa yang ada pada majlis tersebut. " (HR Tirmidzi)
Berikut ini doa kafaratul majlis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allailahailla anta astaghfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya:
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

Itulah Doa Kafaratul Majelis Arab, Latin dan TerjemahannyaDengan kita membaca doa setelah Doa Kafaratul Majelis ini mudah-mudahan Allah SWT memberikan ampunan bagi kita semua. Aamin.

Sabtu, 02 Desember 2017

Perzinahan

ZINAH
Bahwa yang dimaksud dengan zinah adalah persetubuhan yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang telah kawin dengan perempuan atau laki-laki yang bukan isteri atau suaminya. Supaya masuk pasal ini, maka persetubuhan itu harus dilakukan dengan suka sama suka, tidak boleh ada paksaan dari salah satu pihak (pasal 284 KUHP).  Jadi untuk bisa masuk pidana menurut pasal 284 KUHP harus memenuhi unsur-unsur  a) Salah satu pihak telah menikah sah. (b) Adanya persetubuhan atas dasar suka sama suka. Unsur pasal ini menekankan bahwa persetubuhan sudah harus benar-benar terjadi. Perbedaan persetubuhan dalam pidana perzinahan dan pidana pemerkosaan adalah, dalam pidana perzinahan terjadinya persetubuhan oleh karena suka sama suka. Sedangkan dalam pidana pemerkosaan, terjadinya persetubuhan oleh karena tidak disukai oleh salah satu pihak dan diikuti dengan adanya ancaman kekerasan. (c) Harus ada pengaduan dari suami/ istri yang menjadi korban/dirugikan. Unsur ini menggambarkan bahwa pidana perzinaan sebagai sebuah delik aduan yang absolut, tidak dapat dituntut apabila tidak ada pengaduan dari suami/ istri yang menjadi korban/dirugikan. Bila dari ketiga unsur tersebut, salah satu tidak terpenuhi, maka sudah pasti seseorang tidak dapat diproses sebagai pelaku tindak pidana perzinahan. Namun, jika terbukti, pelaku perzinahan bisa dihukum dengan pidana penjara paling lama 9 bulan. Namun yang menjadi catatan adalah tindak pidana yang diatur pasal ini adalah delik aduan yang absolut, artinya pelaku tidak dapat dituntut apabila tidak ada pengaduan dari pihak suami atau istri yang dirugikan. Meskipun demikian, ada lagi pengecualian. Pengaduan dimaksud tetap dapat dicabut asalkan selama perkara ini belum diperiksa di muka persidangan. Pasal ini melegalkan apabila seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang belum menikah untuk berbuat zinah. Pasalnya yang dapat dijerat dengan pasal ini ialah orang yang sudah menikah saja, sedangkan untuk orang yang belum menikah tidak dapat dikenakan pasal ini. Selain itu menurut pasal 284 KUHP perzinahan adalah termasuk delik aduan absolut yang tidak memungkinkan perbuatan itu dipidana jika tidak ada yang mengadukan dari pihak yang dirugikan (suami atau istri yang dikhianati pasangannya) dan selama perkara itu belum diperiksa dimuka pengadilan, maka pengaduan itu dapat ditarik kembali. Bukanlah dikatakan zinah apabila perzinahan itu dilakukan dengan paksaan (pasal 285 KUHP), persetubuhan dengan perempuan dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya (pasal 286 KUHP) dan persetubuhan dengan perempuan yang belum cukup umur lima belas tahun (pasal 287 KUHP).

Kamis, 22 Juni 2017

Bedanya Zakat, Infaq dan Shodaqoh

Bedanya Zakat, Infaq dah Shodaqoh
Zakat adalah kewajiban harta yang spesifik, memiliki syarat tertentu, alokasi tertentu dan waktu tertentu. Zakat memiliki kekhususan yang berbeda dengan infak atau shadaqah. Seperti zakat fitrah yang dilaksanakan hanya setahun sekali menjelang hari raya Idhul Fitri. Semua dana zakat baik itu zakat penghasilan, zakat perdagangan, zakat pertanian dan zakat yang lainnya merupakan dana terikat yang yang alokasi dan distribusinya hanya diberikan kepada delapan asnaf (golongan) yang disebutkan dalam surat At-Taubah: 60
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Oleh karena itu dana zakat tidak boleh diberikan kepada sembarang orang, kecuali kalau penerima dana tersebut termasuk dari delapan asnaf tadi.
Adapun infak yaitu mengeluarkan atau membelanjakan harta yang mencakup zakat dan non-zakat. Infak ada yang wajib ada yang sunnah. Infak wajib diantaranya kafarat, nadzar, zakat dll. Infak sunnah diantaranya infak kepada fakir miskin sesama muslim, infak bencana alam dll. Berbeda dengan zakat, dana infak dapat diberikan kepada siapapun meskipun tidak termasuk dalam delapan asnaf. Adapaun balasan bagi orang yang berinfak dan bershadaqah antara lain disebutkan seperti di hadist ini:
Dari Abu Huraira radhiyallahuanhu, ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” -Muttafaq’alaih.
Shadaqah maknanya lebih luas dari zakat dan infak. Shadaqah dapat bermakna infak, zakat dan kebaikan non-materi. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah saw memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda:
“Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap tahlil shadaqah, amar ma’ruf shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya pada istri juga shadaqah”.
Termasuk juga menurut Hadis Nabi, senyum yang tulus ikhlas dan kata-kata yang baik itu sebagai satu bentuk shadaqah. Demikian pula memberikan kebahagiaan kepada orang lain dalam bentuk apapun yang diridhai Allah adalah perbuatan shadaqah. Dengan demikian secara umum shadaqah bermakna semua kebajikan atau kebaikan yang mengharap ridlo Allah SWT.
Mudah-mudahan bermanfaat. Wallahu a’lam bishawwab.

Rabu, 21 Juni 2017

Niat Zakat Fitrah

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri

Niat ini diucapkan oleh diri kita sendiri tanpa diwakilkan kepada orang lain. Adapun lafadznya adalah sebagai berikut :

نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN NAFSII FARDLOL LILLAAHI TA'AALAA
 Artinya :
Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada diri saya sendiri, fardhu karena Allah Ta'ala

Niat Zakat Fitrah untuk Istri

Jika seorang suami ingin membacakan niat zakat fitrah untuk istrinya, maka lafadznya adalah sebagai berikut :

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ زَوْجَتِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN ZAUJATII FARDHOL LILLAATI TA'AALAA
 Artinya :
Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas istri saya fardhu karena Allah Ta'ala

Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki

Bagi orang tua yang memiliki seorang anak laki-laki yang masih bayi, balita dan/atau mungkin belum bisa membaca niat zakat fitrah, maka bisa diwakilkan kepada orang tuanya. Dan berikut adalah lafadz niatnya : 
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ وَلَدِيْ... فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN WALADII (Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
 Artinya :
Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak laki-laki saya (sebut namanya) Fardhu karena Allah Ta’ala

Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan

Bagi orang tua yang memiliki seorang anak perempuan yang masih bayi, balita dan/atau mungkin belum bisa membaca niat zakat fitrah, maka bisa diwakilkan kepada orang tuanya. Dan berikut adalah lafadz niatnya : 
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ بِنْتِيْ... فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN BINTII (Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
 Artinya :
Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak perempuan saya (sebut namanya), fardhu karena Allah Ta’ala

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنِّىْ وَعَنْ جَمِيْعِ مَا يَلْزَمُنِىْ نَفَقَاتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'ANNII WA'AN JAMII'I MAA YALZAMUNII NAFAQOOTUHUM SYAR'AN FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
 Artinya :
Saya niat mengeluarkan zakat atas diri saya dan atas sekalian yang saya diwajibkan memberi nafkah pada mereka secara syari’at, fardhu karena Allah Ta’aala.

Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ (…..) فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى 

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN (Sebutkan nama orangnya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA
 Artinya :
Niat saya mengeluarkan zakat fitrah atas…. (sebut nama orangnya), Fardhu karena Allah Ta’ala

Senin, 05 Juni 2017

Doa Malam Lailatul Qadar

Bacaan Wirid Shalat Witir:
Subhanal malikil quddus, subhanal malikil ma’bud, subhanal malikil maujud
Subhanal malikil hayyil ladzi, layanamu walayamut

Subbuhun Quddusun Rabbuna Wa Rabbul Malaikati Warruh

Asyhadu an-lâ ilâha illallah, astagfirullah asalukal-jannata wa ana a’udzubika minannar. Allahuma innaka ‘afuwwun Karîm, tuhibbul ‘afwa fa`fu ‘anna ya Karîm.

Doa Malam Lailatul Qadar :

اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahumma Innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa, Fa'fu 'Anni

Sabtu, 03 Juni 2017

Wirid dan Doa setelah Sholat Witir

Wirid Shalat Witir

Berikut ini merupakan bacaan wirid setelah shalat witir yang dilakukan pada saat setelah salam.

Bacaan Wirid Shalat Witir:
Subhanal malikil quddus, subhanal malikil ma’bud, subhanal malikil maujud
Subhanal malikil hayyil ladzi, layanamu walayamut
Subbuhun Quddusun Rabbuna Wa Rabbul Malaikati Warruh

Asyhadu an-lâ ilâha illallah, astagfirullah asalukal-jannata wa ana a’udzubika minannar. Allahuma innaka ‘afuwwun Karîm, tuhibbul ‘afwa fa`fu ‘anna ya Karîm


bacaan wirid shalat witir

Subhaanal malikil qudduus (3x)

Subbuuhun qudduusur robbunaa warobbul malaa-ikati warruuh (3x)

Artinya: Maha Suci Allah. Maha Raja, Sang Maha Suci. Maha Suci Allah, Tuhan kami, Tuhan seluruh Malaikat dan Ruh.


bacaan wirid shalat witir

Alloohumma innii a’uudzu biridhooka minsakhothik, wa a’uudzu bimu’aafatika min’uquubatik, wa a’uudzu bika minka laa uhshii tsanaa-an ‘alaika anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsik.

Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan ridho-Mu dari segala murka-Mu, dan aku mohon perlindungan-Mu dari siksa-Mu. Dan dengan-Mu, juga dari-Mu segala perlindungan. Aku tidak dapat menghitung banyaknya pujian atas-Mu, Ya Allah, sebagaimana Engkau memuji atas-Mu sendiri.

bacaan wirid shalat witir

Yaa Lathiifu yaa kaafii yaa hafiizhu yaa syaafii (3x)

Artinya: Ya Allah, Yang Maha Lembut, Maha Mencukupi, Maha Memelihara, Maha Penyembuh segala penyakit.

bacaan wirid shalat witir

Alloohu yaa Lathiifu yaa waafii, yaa kariimu antalloohu laa ilaaha illallooh (10x)

Artinya: Allah Yang Maha Lembut, Maha Mencukupi lagi Maha Mulia. Engkaulah Allah yang tidak ada Tuhan selain Allah.

bacaan wirid shalat witir

Laa ilaaha illalloohu Muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam, kalimatu haqqin ‘alaihaa nahyaa wa’alaihaa namuutu wabihaa nub’atsu insyaa Alloohu ta’aalaa birohmatihii wakaromihii minal aaminiin.

Artinya: Tidak ada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah, rahmat Allah dan kesejahteraan senantiasa terlimpah baginya, yang dengan kalimat itu kami hidup, kami mati dan kelak kami dibangkitkan, jika Allah dengan rahmat dan kemuliaan-Nya menghendaki kami termasuk golongan yang selamat.

bacaan wirid shalat witir

Alloohumma innii as-aluka bika antusholliya ‘alaa sayyidinaa Muhammad, wa’alaa saa-iril ambiyaa-i walmursaliin, wa ‘alaa aalihim washohbihim ajma’iin. Wa antaghfirolii maa madhoo watahfazhonii fiimaa baqiya.

Artinya:  Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu, dengan-Mu, kiranya Engkau limpahkan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan kepada para Nabi dan Rasul serta keluarga dan sahabat mereka seluruhnya. Dan kiranya Engkau anugerahkan ampunan kepadaku atas kesalahan dimasa lalu, dan Engkau pelihara diriku dari apa yang tersisa.

bacaan wirid shalat witir

Alloohumma innaa nas-aluka iimaanan daa-imaa, wanas-aluka qolban khoosyi’aa, wanas-aluka yaqiinan shoodiqoo, wanas-aluka ‘ilman naafi’aa, wanas-aluka ‘amalan shoolihaa, wanas-aluka diinan qoyyimaa, wanas-aluka rizqon thoyyibaa, wanas-aluka khoiron katsiiroo. Wanas-alukal ‘afwa wal’aafiyah, wanas-aluka tamaamal ‘aafiyah, wanas-alukasy syukro ‘alal’aafiyah, wanas-alukal ghinaa ‘aninnaas.

Artinya: Ya Allah kami mohon kepada-Mu ditetapkan dalam keimanan, hati yang khusyu’, keyakinan yang benar, ilmu yang bermanfaat, amal yang baik, agama yang lurus, rezeki yang baik, kebaikan yang banyak. Ya Allah, kami mohon ampunan dan keselamatan, kesehatan yang sempurna, mensyukuri nikmat ke’afiyatan, dan kami mohon cukup kaya atas manusia yang lain.

bacaan wirid shalat witir

Alloohumma robbanaa taqobbal minnaa sholaatanaa washiyaamanaa waqiyaamanaa warukuu’anaa wasujuudana watakhosysyu’anaa watadhorru’anaa wata‘abbudanaa, watammim taqshiironaa yaa Allooh yaa arhamar roohimiin.

Artinya: Ya Allah, terimalah sholat kami, puasa kami, berdiri, ruku’ dan sujud kami, khusyu’ dan rendah hati kami serta pengabdian kami. Ya Allah, tolong sempurnakan kekurangan kami, wahai Dzat yang Maha Mengasihi.

bacaan wirid shalat witir

Robbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wahablanaa milladunka rohmatan innaka antal wahhaab.

Artinya: Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami. Karuniailah kami rahmat dari sisi-Mu. Karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi Karunia.

bacaan wirid shalat witir

Robbanaghfirlii waliwaalidayya walilmu’miniina yauma yaquumul hisaab.

Artinya: Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan ibu bapakku serta orang-orang mukmin pada hari terjadi hisab.

bacaan wirid shalat witir

Robbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanataw wafil aakhiroti hasanataw waqinaa ‘adzaabannaar.

Artinya: Ya Tuhan kami, anugerahilah kami kebahagiaan di dunia dan di akherat kelak, serta hindarkan kami dari siksa api neraka.

bacaan wirid shalat witir

Washollalloohu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa’alaa aalihii washohbihii wasallam. Walhamdu lillaahi robbil ‘aalamiin.

Artinya: Rahmat Allah senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Doa Qunut (Latin)

Bacaan Doa Qunut (Latin)

Allah hummah dinii fiiman hadait.
Wa'aa finii fiiman 'aafait.
Watawallanii fiiman tawal-laiit.
Wabaariklii fiimaa a'thait.
Waqinii syarramaa qadhait.
Fainnaka taqdhii walaa yuqdha 'alaik.
Wainnahu laayadzilu man walait.
Walaa ya'izzu man 'aadait.
Tabaa rakta rabbanaa wata'aalait.
Falakalhamdu 'alaa maaqadhait.
Astaghfiruka wa'atuubu ilaik.
Wasallallahu 'ala Sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi. Wa'alaa aalihi washahbihi Wasallam.

Selasa, 30 Mei 2017

Bacaan Doa Qunut

 Bacaan Doa Qunut dalam Bahasa Arab 
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ 
وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ 
وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ 
وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ 
وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ،
فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ 
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ 
وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ 
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ 
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ 
وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ 
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan Doa Qunut (Latin)

Allah hummah dinii fiiman hadait.
Wa'aa finii fiiman 'aafait.
Watawallanii fiiman tawal-laiit.
Wabaariklii fiimaa a'thait.
Waqinii syarramaa qadhait.
Fainnaka taqdhii walaa yuqdha 'alaik.
Wainnahu laayadzilu man walait.
Walaa ya'izzu man 'aadait.
Tabaa rakta rabbanaa wata'aalait.
Falakalhamdu 'alaa maaqadhait.
Astaghfiruka wa'atuubu ilaik.
Wasallallahu 'ala Sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi. Wa'alaa aalihi washahbihi Wasallam.

 Artinya :
Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan
Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan
Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan
Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan
Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum
Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin
Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau
Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan
Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau
(Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Senin, 29 Mei 2017

Doa sesudah Adzan dan Iqomah

Bacaan Doa Setelah Adzan dalam Bahasa Arab
اَللهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِ الَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ يَآاَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

ALLOOHUMMA ROBBA HAADZIHID DA'WATIT TAAMMATI WASHSHOLAATIL QOO-IMATI AATI MUHAMMADANIL WASHIILATA WAL FADHIILATA WASY SYAROFA WAD DARAJATAL 'AALIYATAR ROFII'ATA WAB'ATSHU MAQOOMAM MAHMUUDAL LADZII WA'ADTAH INNAKA LAA TUKHLIFUL MII'AADA YA ARHAMAR ROOHIMIINA
 Artinya :
Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, kurniailah Nabi Muhammad wasilah (tempat yang luhur) dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah dia pada kependudukan yang terpuji yang telah Engkaujanjikan, sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji, wahai dzat yang paling Penyayang.

Bacaan Doa Sesudah/Setelah Iqomah dalam Bahasa Arab

اَقَامَهَااللهُ وَاَدَامَهَا مَادَامَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ
AQOOMAHALLOOHU WA-ADAAMAHAA MAADAAMATIS SAMAAWAATU WAL-ARDLU
 Artinya :
Semoga Allah menegakkan dan mengekalkan shalat selama masih ada langit dan bumi.

Minggu, 28 Mei 2017

Doa setelah Sholat Tarawih dan Witir

Doa Setelah Sholat Tarawih

1.    Asyhadu alla ilaha illa Allah
(aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah).
astaghfirullah
2.   Astaghfirullah (aku mohon ampun kepada Allah)
3.      Allahumma inna as alukal jannata wa a’udzubika minan naar 
(Wahai Tuhanku. sesungguhnya aku memohon surga kepadaMu dan aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka)
(Nomer : 1,2 dan 3 dibaca ulang  3X dan diikuti oleh jamaah)
afuwwun
4.   Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anna Yaa Kariim– (dibaca 3x dan diikuti oleh jamaah)
(Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku Yang Maha Mulia)
5.   Kemudian dilanjutkan bacaan doa yang diamini oleh jamaah (jangan lupa sebelumnya baca sholawat Nabi, misal “Allahumma sholi ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad“) doanya sebagai berikut :
doa-tarawih
doaTarawih
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap-Mu, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

Arab latin :
Allâhummaj'alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ'ilîn. Wa lima 'indaka thâlibîn. Wa li 'afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa 'anil laghwi mu'ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil 'âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ'I râdlîn. Wa lin na'mâ'I syâkirîn. Wa 'alal balâ'i shâbirîn. Wa tahta liwâ'i muhammadin shallallâhu 'alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ'irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha'âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa 'asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka'sin min ma'în. Ma'al ladzîna an'amta 'alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ'i wash shâlihîna wa hasuna ulâ'ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi 'alîman. Allâhummaj'alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su'adâ'il maqbûlîn. Wa lâ taj'alnâ minal asyqiyâ'il mardûdîn. Wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma'în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil 'âlamîn.

Artinya, "Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara sholat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam." (Lihat Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-'Aidrus, Jakarta).

Doa Setelah Sholat Witir

subhanal
6.    Subhanal malikil qudduus 
(Maha suci Tuhan Yang Merajai lagi Maha Suci)
subbuhun
7.   Subbuhun quddusun rabbunaa wa rabbul malaa-ikati warruuh 
(Maha Suci lagi Quddus Tuhan Kami, Tuhan para Malaikat, dan Malaikat jibril)
(Nomer 6 dan 7 dibaca ulang 3X dan diikuti oleh jamaah)
8.     Subhanallah walhamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar, wa Laa haula wa laa quwwata illa billah. – dibaca 3X dan diikuti oleh jamaah
(Maha Suci Allah, segenap puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar.dan Tiada daya dan tiada kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah)
9. Kemudian dilanjutkan dengan membaca  Doa Sholat Witir dan diamini oleh jamaah, (jangan lupa sebelumnya baca sholawat Nabi, misal “Allahumma sholi ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad“) doanya sebagai berikut  :
doawitir
doa-witir-latin
“Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu’, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia. Wahai Allah, Tuhan kami! Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami, Sempurnakanlah kelalaian (kekurangan) kami, wahai Allah, wahai Allah, wahai Allah, wahai Zat Yang Paling Penyayang di antara para penyayang, Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baik makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam”

Allahumma innaa nas’aluka iimaanan daaimaan, wanas’aluka qalban khaasyi’an, wanas’aluka ‘ilman naafi’an, wanas’aluka yaqiinan shaadiqon, wanas’aluka ‘amalan shaalihan, wanas’aluka diinan qayyiman, wanas’aluka khairan katsiran, wanas’alukal ‘afwa wal’aafiyata, wanas’aluka tamaamal ‘aafiyati, wanas’alukasyukra ‘alal ‘aafiyati, anas’alukal ghinaa’a ‘aninnaasi.

Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa waqiyaamanaa watakhusy-syu’anaa watadhorru’anaa wata’abbudanaa watammim taqshiiranaa yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa arhamar raahimiin. washallallaahu ‘alaa khairi khalqihi muhammadin wa’alaa aalihi washahbihi ajma’iina, walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiina.

Artinya :

“Wahai Allah. Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu’, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia.”

“Wahai Allah, Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami.

Sempurnakanlah kelalaian atau kekurangan kami, Wahai Allah Wahai Allah Wahai Allah Wahai Dzat yang Paling Penyayang diantara para penyayang.

Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam.”

Sabtu, 27 Mei 2017

Niat puasa dan berbuka puasa

Niat Sholat Tarawih dan Witir 2

Niat Sholat Tarawih dan Witir 1

Niat Puasa Ramadhan

Niat Puasa Ramadhan

Lafadz niat puasa wajib di bulan ramadhan dalam bahasa arab, tulisan latin lengkap dengan artinya adalah sebagai berikut : 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

NAWAITU SHAUMA GHODIN 'AN ADAA'I FARDHI SYAHRI ROMADHOONA HAADZIHIS SANATI LILLAHI TA'ALA
Artinya:
Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.

Kamis, 13 April 2017

Penyakit hati

7 Macam-Macam Penyakit Hati dalam Islam
Penyakit hati itu sungguh berbahaya. Karena dampaknya sangatlah buruk:
a. Berdosa, terancam siksa di Neraka
b. Bisa mendatangkan adzab
c. Merugikan dan membuat risih orang lain
d. Kadang bisa membuat fisik sendiri juga jadi sakit
Dan masih banyak lagi
Maka dari itu, pentinglah kita ketahui apa saja penyakit hati itu, agar kemudian bisa kita cegah. Nah, setidaknya, ada 7 penyakit hati yang lumayan mengerikan. Berikut ini dia.
1. Takabbur
Takabbur itu artinya sombong.
Ngerinya sombong ini, dia bisa jadi kita sadari atau tidak. Sudah begitu, nyata-nyata meresahkan orang lain.
Misalnya, tatkala ada seseorang yang hendak menasehati kita, tapi kita malah menolaknya. Kita manganggap diri kita sudah benar, hebat, dan pintar; tidak ada yang salah sama sekali. Jadi tidak perlu mendengarkan apa-apa masukan dari orang lain. Karena orang lain itu kebanyakan salah, bodoh, dan tidak berguna. Padahal, bisa jadi itu hanya anggapan saja, bukan realita.
Sombong prakteknya bisa bermacam-macam. Namun intinya sombong itu adalah merendahkan orang lain dan menolak kebenaran.
Beberapa contoh orang-orang sombong yang dimusnahkan oleh Allah diantaranya adalah: Firaun, Raja Namrud, Qarun, dan lain-lain.
Allah SWT berfirman: Janganlah kalian berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan (QS al-Isra’ [17]: 37).
Allah SWT pun berfirman (yang artinya): Itulah kampung akhirat yang Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menghendaki kesombongan di muka bumi dan tidak pula membuat kerusakan. Akibat kebaikan itu adalah bagi kaum yang bertakwa (QS al-Qashash [28]: 83).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam kalbunya ada sikap sombong meski sebesar biji sawi.”
Bagi mereka yang mengidap penyakit sombong, sebenarnya cara agar sembuhnya agak mudah. Yaitu, cukup ‘buka mata’ saja untuk melihat fakta. Karena kerapnya orang yang sombong itu adalah mereka yang tak melihat fakta bahwa sejatinya dirinya tidak seperti yang ia khayalkan.

2. Riya’
Orang yang riya ’ itu dia memperlihatkan suatu amal sholeh kepada sesama manusia. Misalnya:
Ada seseorang yang dia itu sholatnya jadi diperbagus dan diperpanjang hanya bila dilihat oleh orang lain. Supaya orang lain melihatnya. Kalau orang lain sedang tidak ada, maka sholatnya asal-asalan.
Merekayasa penampilan dan tampang yang seolah islami, supaya orang lain menganggap dirinya alim.
Tiba-tiba mendadak jadi melakukan amal sholeh setelah dia telah melakukan hal yang buruk, namun tujuannya supaya citra dirinya jadi bagus di pandangan orang lain. Bukan karena semata-mata untuk mendekatkan diri pada Allah.
Pengertian Riya Menurut Istilah adalah melakukan ibadah, dengan niat ingin nantinya dipuji manusia, dan tidak berniat beribadah kepada Allah semata.
Menurut Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Baari berkata: “Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amalan itu”.
Menurut Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
Riya’ ini bisa muncul kapan saja. Bisa saat sebelum beramal, ataupun saat sedang beramal.
“Janganlah kalian menghilangkan pahala shadaqah kalian dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti (perasaan si penerima) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak berimana kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. Al-Baqarah: 264)
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya.” (QS. Al Maa’uun 4-6)
3. Ujub
Ujub adalah sikap mengagumi diri sendiri, karena merasa lebih dari yang lain. Berbangga diri gitu.
Mungkin agak mirip dengan takabbur. Namun kalau ujub, belum tentu sambil berkeyakinan menolak kebenaran.
Kalau menurut Imam Al-Ghazali, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Alloh.”
Meski tentu tidak selalu, namun bisa jadi seseorang itu menjadi ujub karena dipicu oleh:
Mendapatkan banyak pujian-pujian dari orang lain
Banyak berhasil beberapa kali
Memiliki wewenang besar dan langka, yang bila dimanfaatkan akan sangat memudahkan yang biasanya sulit
Terkenal
Memiliki banyak pengetahuan
Fisik dan penampilan yang baik dan menarik
Dan lain-lain…
Yang pasti, ujub itu terjadi bila telah berhenti dari berdzikir kepada Allah.
“Bagi Allah semua kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antaranya.” (QS. Al Maidah: 120)
Rasulullah Saw bersabda, “Tiga hal yang membinasakan: Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani)
4. Sum’ah
Kata “sum’ah” berasal dari kata “samma’a”, yang artinya secara bahasa adalah “memperdengarkan”.
Sedangkan definisinya secara istilah, sum’ah adalah sikap seorang muslim yang membicarakan atau memberitahukan amal shalihnya -yang sebelumnya tidak diketahui atau tersembunyi- kepada manusia lain, agar dirinya mendapatkan kedudukan dan/atau penghargaan dari mereka, atau mengharapkan keuntungan materi.
Hmm, mungkin sebagian dari Anda ada yang bingung, terus bedanya apa antara sum’ah ini dengan riya yang sebelumnya?
Dalam kitab Fathul Bari, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani ada mengetengahkan pendapat Izzudin bin Abdussalam yang membedakan antara riya dan sum’ah. Bahwa riya adalah sikap seseorang yang beramal bukan untuk Allah; sedangkan sum’ah adalah sikap seseorang yang menyembunyikan amalnya untuk Allah, namun ia bicarakan hal tersebut kepada manusia.
Sehingga, menurut beliaiu, semua riya itu termasuk perbuatan tercela. Sedangkan sum’ah, bisa jadi termasuk amal terpuji jika ia melakukannya karena Allah dan untuk memperoleh ridha-Nya, dan tercela jika dia membicarakan amalnya di hadapan manusia.
Dalam Al-Qur’an Allah telah memperingatkan tentang sum’ah dan riya ini: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia…” (QS. Al-Baqarah : 264)
Rasulullah Saw juga memperingatkan dalam haditsnya, “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR. Bukhari)
Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah, diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya, artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya.
5. Hasad
Hasad adalah merasa iri dengki pada kenikmatan dan kelebihan orang lain, disertai harapan agar semua itu hilang dari orang lain itu. Baik disertai harapan agar berpindah kepada dirinya, atau pokoknya asal lenyap saja.
Hasad hukumnya haram, baik dalam hal duniawi atau hal agama.  Apalagi kalau hasad itu disertai tindakan, perbuatan, atau ucapan, langsung atau tidak langsung, agar kenikmatan/kelebihan itu hilang dari pemiliknya.
Artikel Lainnya:  Yuk Kenalan dengan Ar-Rayah dan Al-Liwa! Bendera Umat Muslim yang Biasa Dibawa Rasulullah dan Para Sahabat
Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: “Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling menjauhi, dan jangan sebagian kalian membeli di atas pembelian yang lain.  Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara.  Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya, enggan membelanya, membohonginya dan menghinanya.  Takwa itu di sini—Rasul menunjuk dada beliau tiga kali. Keburukan paling keterlaluan seseorang adalah ia menghina saudaranya yang Muslim.  Setiap Muslim atas Muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR Muslim dan Ahmad)
6. Taqtir
Taqtir itu artinya terlalu pelit. Tidak mau mengeluarkan harta, padahal wajib.
Imam Ibnu Jauzi dalam kitabnya at-thibbu ar-ruhi mendefinisikan kikir sebagai sifat enggan menunaikan kewajiban, baik harta benda ajau jasa.
Kikir ini termasuk penyakit hati yang sangat membahayakan. Apalagi kalau semakin banyak orang yang seperti ini, bisa-bisa semasyarakat akan hancur. Lantaran, tiap orang memang punya hak dari orang lain. Kalau itu ditahan, maka kebutuhan orang akan macet. Namun tentu alasan utamanya adalah karena bila kewajiban ditahan, maka Allah akan murka, sehingga sulit bahkan bisa saja mustahil mendapat berkah.
Rasulullah Saw bersabda: “Seburuk-buruk sifat yang ada pada seseorang adalah sifat pelit yang sangat pelit dan sifat pengecut yang sangat pengecut.” (HR. Ahmad)
Maka, apabila kita termasuk orang yang seperti itu, hendaknya kita menghilangkan penyakit hati tersebut dengan cara merenungkan bagaimana kondisi kita di Akhirat kelak bila sifat kikir itu dipelihara terus-terusan. Malah bisa jadi balasan buruknya bukan sekadar didapat di Akhirat, di Dunia pun bisa jadi dapat juga.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180)
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar” (QS. Al Lail: 8-10)
7. Panjang angan-angan
Orang yang terlalu panjang angan-angan pun berbahaya. Karena dia mengerahkan segenap tenaganya, waktunya, dan uangnya untuk mengejar keinginan-keinginannya; sembari melalaikan kewajibannya dan malah tak peduli hal-hal yang diharamkan.
Orang seperti itu, seolah-olah atau memang menganggap dirinya tak akan mati, atau matinya masih lama. Sehingga, dia tidak mempersiapkan bekal untuk menghadapi hari Akhir.
“Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena, siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan dan dunia akan berjalan.” (Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’)